Apa bedanya Exit Poll dengan Quick Count, dan Bagaimana Tahapan Kerjanya?

pemilu

Tips Politik –  Sebelum melakukan pemilu, biasanya terdapat survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei. Survei ini terdapat beberapa metode yang sering kita dengar yaitu quick count dan exit poll. Lalu apa bedanya dua metode tersebut?

Exit poll merupakan metode survei yang dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada orang-orang yang baru saja melakukan pemberian suara di tempat pemungutan suara (TPS). Pertanyaan yang ditanyakan tidak hanya siapa pasangan calon pemimpin yang dipilih, tetapi usia, agama, perkerjaan, pendidikan, bahkan pendapatan. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data demografi pemilih yang data tersebut dipakai untuk mengetahui pasangan mana yang lebih banyak dipilih masyarakat baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, atau pekerjaan yang sama. Namun, data dari Exit poll dinilai kurang akurat karena hasil bisa berbeda-beda tergantung siapa yang melakukannya.

Selanjutnya, ada metode Quick Count yang berarti hitung cepat dalam bahasa Indonesia yaitu metode verifikasi dari hasil pemilu yang dilakukan dengan cara menghitung persentase hasil pemilu di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel. Metode ini dinilai memiliki gambaran dan tingkat keakuratan lebih tinggi serta memberikan data populasi dengan tepat karena metode ini menghitung hasil pemilu langsung dari TPS target, bukan berdasarkan pengakuan responden pada survei perilaku pemilih, survei pra-pilkada atau exit poll.

Quick Count biasanya dilakukan oleh lembaga atau individu yang punya kepentingan terhadap proses dan hasil pemilu. Dengan adanya quick count, pihak yang berkepentingan memiliki data pembanding yang dapat digunakan untuk mendekteksi kemungkinan kecurangan yang terjadi pada proses pemungutan suara. Selain itu, hasil pemilu dapat diketahui dengan cepat pada hari yang sama saat pemilu diadakan. Jika hasil resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) memakan waktu sekitar 2 minggu, dengan adanya quick count hasil bisa dilihat kurang dari 2 minggu. Kemudian, biaya yang dikeluarkan jauh lebih hemat daripada melakukan perhitungan keseluruhan.

Berikut tahapan kerja lembaga survey saat melakukan quick count:

1. Menentukan sampel TPS
TPS yang dijadikan sampel harus diambil secara acak dan representatif dengan mewakili karakteristik populasi di Indonesia. Semakin besar jumlah samel TPS yang diambil maka semakin kecil tingkat kesalahan dan hasil semakin akurat. Sampel yang diambil mulai dari nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan hingga TPS.

2. Merekrut relawan
Relawan bertugas memantau TPS sampai mendapatkan rekap data untuk kemudian dikirim ke pusat data. Relawan direkrut berdasarkan asal kelurahan ditempat TPS berada dengan alasan relawan lebih mengetahui kondisi geografis dan sosial wilayah TPS.

3. Simulasi quick count
Simulasi dilakukan agar mengetahui letak kelemahan mesin, apakah mesin bekerja sesuai prosedur dan metode atau tidak, sehingga tidak terjadi kesalahan yang dilakukan orang maupun teknis pada hari H.

4. Mengirim rekap data ke pusat
Para relawan yang memantau akan mengirim hasil rekap suara dalam formulir C-1 dengan SMS. Setelah masuk ke data pusat, akan ditabulasi.

5. Mengolah data dan menampilkan hasil
Setelah data lapangan masuk ke pusat data, data diolah oleh software (perangkat lunak). Pengolahan data dilakukan dengan menerapkan ilmu statistik. Data lapangan akan terus masuk hingga pukul 15.00 dan data akan mulai stabil saat mencapai 80%.

Itulah, perbedaan exit poll dan quick count yang bisa anda ketahui, dan bagaimana tahapan dalam melakukan metode quick count.

 

foto pexels

(Visited 92 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *